Bagaimana mungkin aku terus menerus membohongi diri sendiri
dengan tidak memperdulikanmu sedangkan kenyataannya aku masih sangat
memperdulikanmu. Melihatmu dari jauh dan selalu ingin tahu bagaimana kabarmu
bagaimana keadaanmu. Aku bisa saja mengelak dan berpura pura membencimu
walaupun pada kenyataannya aku sangat ingin tahu apa yang sedang terjadi
padamu.
Aku terlalu pengecut sehingga lebih memilih diam dan merutuk
diriku sendiri. Mengapa aku hanya bisa diam dan memperhatikanmu dari jauh.
Mengapa aku tidak keluar dan menangkap gelagat baik yang sering kau tunjukan.
Ambigu..
Aku terlalu terbuai dengan khayalan yang sebenarnya bisa aku
realisasikan. Munafik memang tapi bagaimana lagi. Apa yang harus aku lakukan
dengan luka yang belum sembuh benar? Yang aku takutkan hanya satu,jika dia
kembali ke kehidupanku lagi. Kemungkinanpun hanya ada dua,dia menyembuhkan luka
yang pernah ia buat atau malah makin memperparahnya dan menambah luka baru.
Aku terlalu penakut untuk memulai.. atau bahkan hanya untuk
sekedar menyambut,ya menyambut. Aku terlalu ragu untuk bertindak,aku terlalu
ragu untuk menerima hadirnya rasa itu lagi. Kenapa? Ya kenapa? Karna mungkin
aku masih terlalu mengharapkan semua mimpi indahku terwujud… naïf memang.
Apa yang bisa dilakukan oleh wanita yang berjalan sendirian
membawa luka hati?
Dia hanya bisa diam dan menunggu adanya sang
penawar luka,walaupun belum tentu ia percaya begitu saja. Serba salah memang
walaupun si penawar luka datag bukan tidak mungkin dia masih menaruh curiga.
Apakah lukanya akan semakin dalam atau malah akan sembuhJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar